Daftar Blog Saya

Selasa, 18 November 2014

Harapan Saya Terhadap Presiden Tepilih Bapak Joko Widodo

Saya adalah rakyat biasa yang tidak begitu tahu tentang politik di Indonesia, pada saat ini saya akan memberikan harapan saya kepada bapak presiden terpilih yaitu bapak jokowi, sebelum saya memberikan harapan saya, saya tidak begitu kenal bapak jokowi, saya mengenal bapak jokowi melalui media masa saja.

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, itulah tujuan besar yang harus diwujudkan oleh Jokowi dan seluruh aparat pemerintah yang telah diberi kepercayaan oleh rakyat. Tetapi sebelum itu.

Pesta rakyat dan antusias publik terhadap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) menandai tingginya ekspektasi atas kepemimpinan baru. Diperlukan kerja keras dan kerja cerdas yang kreatif agar suasana ini tidak menjadi euphoria belaka.

Di 2004, ketika SBY terpilih sebagai presiden, harapan yang tinggi tersebut akhirnya, untuk sebagian. menjadi euphoria dan luka. Agar Jokowi tak mengulang hal yang sama, maka masalah dan tantangan yang ada, musti dijawab dengan kerja keras dan cerdas oleh para menteri dan jajaran pemerinthaannya. Dengan cara demikian, Jokowi bisa membawa perubahan yang signifikan untuk membuat NKRI menjadi Indonesia yang hebat dan bermartabat.
Masalah dan tantangan ekonomi dan sosial yang akan dihadapi Indonesia akan semakin besar sehingga kita perlu memperkuat fundamental dari berbagai aspek, terutama kualitas penduduknya, baik kualitas hidupnya, kesehatan, maupun pendidikan, struktur ekonomi, kondisi infrastruktur, serta perangkat kenegaraan yang dimiliki, termasuk lembaga yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
Para analis mencatat. terlihat tantangan yang akan dihadapi dalam jangka pendek, yaitu pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015. Pada saat itu akan terjadi arus bebas untuk barang, jasa, dan modal di antara negara-negara ASEAN.
Belum lagi kita akan menghadapi kebijakan normalisasi stimulus di Amerika Serikat yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi domestik kita. Persaingan dunia usaha dengan negara-negara ASEAN juga makin meningkat. Bahkan sebelum pemberlakuan MEA pun kita sudah merasakan serbuan arus barang dan modal yang luar biasa besar dari negara-negara tersebut.
Oleh sebab itu, presiden terpilih Jokowi sebaiknya tetap konsentrasi dan fokus pada masalah ekonomi dan sosial, yang menjadi tren kebijakan negara di dunia dewasa ini. Kinerja kabinet yang konsisten pada kesejahteraan rakyat dengan fokus menjaga kesehatan ekonomi. Apalagi, sejak berakhirnya Perang Dingin, legitimasi ekonomi sebagai faktor yang dominan untuk kestabilan suatu negara.
Bagi negeri dengan lebih dari 250 juta jiwa ini, pembangunan ekonomi dan social menjadi kunci. Jokowi harus sadar bahwa dahulu, para politikus dianggap menyelamatkan dunia. Tapi, di era globalisasi dewasa ini, justru pejabat publik di bidang ekonomi sebagai pengambil kebijakan yang paling berperan dalam menstabilkan jalannya pemerintahan.
Pengalaman membuktikan, terjadinya reformasi drastis di suatu negara, termasuk di Indonesia 1997/1998, diawali dengan krisis ekonomi sehingga rezim Orde Baru runtuh. Setelah itu, menjalar ke sektor politik. Reformasi sampai hari ini masih merasakan sakitnya akibat ekses dari krisis multi dimensional 1997/1998 itu.
Oleh sebab itu, Presiden terpilih Joko Widodo sebaiknya jangan mau terjebak pada masalah politik yang tidak substansional, tapi lebih fokus pada pembangunan ekonomi dan sosial sesuai Trisakti Bung Karno dan Revolusi Mental yang digaungkannya, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan ketahanan nasional kita.
Kepemimpinan baru harus membawa harapan baru. Agar Indonesia menjadi lebih baik dan tidak dipandang rendah dan hina oleh masyarakat internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar